This time i won't use english because kinda hard to express my feeling with english
Kenikmatan Allah sangat dekat, kata-kata itu yang terlintas di pikiran saya akhir-akhir ini. Mengapa demikian?
Semua berawal saat kemarin (8 Maret 2014) saya mengikuti International conference "Gebyar Inovasi Pemuda Indonesia" 2 di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada. Di acara ini hadir juga Menkominfo Republik Indonesia Bpk Ir. H. Tifatul Sembiring, para pembicara di konferensi dan wakil rektor Universitas Gadjah Mada.
Sebelum acara dimulai, peserta disajikan alunan musik instrumental dari band terkenal yang sering melakukan atraksi di Malioboro dengan ciri khas suara angklung untuk pengisi melodi (orang jogja pasti tau yang mana).
Dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Hymne UGM oleh seluruh peserta, sambutan ketua panitia dan sambutan ketua umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) dan sambutan pembukaan dari wakil rektor UGM.
Sesi selanjutnya adalah Presidential Lecture yang disampaikan oleh Menkominfo sendiri. Beliau tidak menyampaikan kuliah IT dalam bahasa inggris tapi dengan bahasa Indonesia, namun dilakukan tanpa teks. Cara penyampaian pesan beliau begitu mudah dicerna, menarik untuk diikuti, dan tidak mengurangi excitement kita sebagai peserta. Sama seperti saat saya mendengar pidato dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral saat menghadiri wisuda adik saya di STEM. Beliau juga menyampaikan pidato tanpa teks dan terkadang beliau bercerita tentang kisah yang beliau alami sendiri seperti sedang curhat. Saya merasa kagum dengan menteri Indonesia. Kalau tidak seperti itu, bukan menteri namanya.
Saat sesi pertanyaan dibuka ada 8 orang penanya, kebanyakan yang mereka tanyakan adalah tentang acara TV hiburan yang mengganggu belajar anak atau tidak mendidik, sinetron yang membuat guru dilecehkan, dan tentang penggunaan TIK yang tidak merata di Indonesia. Ada satu pertanyaan pedas dari seorang peserta, tapi beliau dapat menjawab dengan kalem tanpa terdengar sedikit nada kesal.
Semua penanya kemudian diminta naik ke atas panggung. Bagian yang menarik adalah kedelapan penanya mendapatkan doorprize hadiah dari sponsor (salah satu provider terbesar di Indonesia) berupa smartphone. Semua peserta termasuk penanya sangat terkejut karena panitia sebelumnya tidak memberi tahu akan adanya pemberian doorprize. Menteri membantu memberikan doorprize untuk masing-masing penanya. Selain itu, 4 penanya favorit mendapat buku biografi beliau (ditulis oleh org lain). Setelah itu, mereka berfoto bersama. Acara dilanjutkan dengan konferensi internasional dan presentasi tentang beasiswa.
Saya merasa senang mengikuti acara tersebut karena dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan serta memompa semangat saya untuk lebih berfikir kreatif, inovatif dan kritis.
Setelah acara berakhir saya merenung, sedikit menyesal mungkin. "Sungguh beruntung kedelapan orang itu, Kenapa tadi tidak terlintas
suatu pertanyaan untuk pak menteri?" begitu yang saya pikirkan. hahaha. Ya, itu sudah rejeki mereka, bukan rejeki saya dan peserta lain yang tidak ditunjuk. Pikiran saya kemudian ber'flashback' tentang memori dimana saya mengalami banyak kegagalan. Mulai dari SD, dan SMA dimana saya tidak pernah masuk dalam ranking 5 besar, gagal masuk ke tim olimpiade, gagal dalam penerimaan siswa SMA 1 Jogja karena nilai tidak cukup, gagal ujian UM UGM, UM UNY sampai saya lolos SNMPTN dan masuk ke FKH UGM. Bagaimana saya berulang kali jatuh dan kadang berfikir saya orang yang paling tidak berunutng.
Akan tetapi, dari situ saya mencerna lagi dan mengambil hikmah. Saya beruntung masih bisa hidup dan bernafas, masih punya ayah dan ibu dan adik kandung yang berprestasi jauh lebih baik dari saya. Saya juga bersyukur masih bisa kuliah dan lulus sarjana tepat waktu, bisa mengerti bahasa inggris dan sedikit bahasa jepang. Terkadang saya sangat bersyukur bisa belajar di FKH karena tadinya saya penakut dengan hewan tapi disini diajarkan untuk bisa memegang dan merawat hewan. Bahkan saya merasa kagum dengan diri saya sendiri saat bisa menyuntik sapi yang badannya lebih besar dari saya. Inilah jalan yang diberikan oleh Allah untuk saya dan kelak akan menjadi dokter hewan. Aamiin
Sungguh kenikmatan Allah sangat dekat. Sangat-sangat dekat, dan kadang-kadang tidak bisa diprediksi kapan dan bagaimana bentuk nikmat tersebut akan didapat oleh manusia.
PS : maaf kalau sharing kali ini terlihat serius jika memakai bahasa indonesia. hahaha
Comments
Post a Comment